Sinopsis Film The Pursuit of Happyness

 
Sutradara       : Gabriele Muccino
Produser        : Will Smith, Steve Tisch, James Lassiter, Todd Black, Jason Blumenthal
Skenario         : Steven Conrad
Pemeran         : Will Smith, Jaden Smith, Thandie Newton, Dan Castellaneta
Tanggal rilis    : 15 Desember 2006
Durasi             : 117 menit
Negara           : Amerika Serikat

Film ini berdasarkan kisah nyata dari seorang salesman yang menjadi pialang saham yang bernama Chris Gardner. Chris adalah seseorang yang bertanggung jawab, pekerja keras, dan mempunyai tekad yang kuat. Pada awal film, Chris tinggal di sebuah apartemen sewa bersama istrinya, Linda dan anaknya, Christopher yang berumur 5 tahun. Chris menginvestasikan seluruh tabungannya untuk membeli alat medis yaitu scanner kepadatan tulang untuk menjualnya kembali dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Scanner ini dapat menghasilkan gambar yang lebih baik dibanding x-ray, tetapi karena dianggap kurang penting dan harganya masih mahal, Chris mengalami kesulitan untuk menjualnya. Padahal kebutuhan hidupnya yang terus meningkat membuat keuangannya semakin menurun, padahal istrinya sudah menambah shift kerjanya. Setiap harinya Chris menitipkan anaknya ke tempat penitipan anak agar ia dan istrinya dapat bekerja dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pada suatu hari, Chris bertemu dengan seseorang yang memakirkan mobil mewahnya dan berkata “Saya harus menanyakan dua pertanyaan kepadamu. Apa pekerjaanmu dan bagaimana caramu untuk bisa mendapatkan mobil mewah ini?” Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Kemudian Chris melamar pekerjaan di  perusahaan pialang Dean Witter  dan mendapat penawaran untuk magang dan bekerja tanpa dibayar, ia juga harus bersaing bersama 19 peserta magang lainnya untuk dipilih satu orang yang akan dinyatakan lulus dan bekerja di perusahaan tersebut. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Chris menerima tawaran tersebut.
Keadaan keuangan yang semakin sulit, Linda memutuskan untuk pergi bekerja di New York, tempat kakaknya berada. Pada awalnya Linda meminta pada Chris agar Christopher ikut dengannya, tetapi Chris menolak dan tetap bersikukuh agar Christopher tetap tinggal. Akhirnya Christopher tinggal bersama ayahnya dan Linda tetap pergi ke New York.
Tidak hanya bekerja dan magang di Dean Witter, Chris masih harus berusaha menjual alat scan yang tersisa untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Ia kehilangan mobil karena harus membayar tilang dan diusir dari apartemennya karena menunggak uang sewa. Disaat keadaan mulai membaik, tabungan pada rekening Chris diambil karena belum membayar pajak. Karena itu, Chris dan anaknya harus hidup tanpa memiliki tempat tinggal, bahkan terpaksa harus tidur di toilet umum dan pada hari-hari berikutnya, Chris dan anaknya mengantri untuk mendapatkan kamar di sebuah rumah penampungan yang memiliki tempat terbatas sehingga mereka harus tepat waktu agar mendapatkan kamar.
Hari ujian tiba, dengan yakin Chris menjawab soal-soal yang diberikan. Pada hari-hari berikutnya Chris tetap bekerja dan magang di Dean Witter, hingga di hari terakhir bekerja ia dipanggil untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang ternyata dia diberitahu bahwa dia lulus dan diterima bekerja di perusahaan tersebut. Setelah memulai karirnya di Dean Witter, Chris mendirikan perusahaan jasa layanan keuangan sendiri dan membantu menyediakan tempat penampungan bagi para tunawisma.

Dalam film ini dapat diambil beberapa pelajaran. Chris Gardner yaitu seorang yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Tidak hanya itu, ia juga seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya. Ia rela melakukan apapun untuk memberi kebahagiaan atau membuat bahagia anaknya. Chris berani mengambil keputusan untuk memulai bisnis dengan membeli alat-alat medis untuk dijual kembali walaupun pada akhirnya tidak seperti yang dinginkan, akan tetapi sebaliknya dia harus rela berjalan dari satu tempat ke tempat lain untuk menjual alat tersebut, berlari ketika alat tersebut dicuri orang, keuangan yang semakin menipis, istri yang meninggalkannya, tidak mempunyai tempat tinggal dan sebagainya. Dengan segala rintangan yang dilaluinya ia tetap memberikan kasih sayang kepada anaknya dan tetap berusaha untuk menjual alat-alat tersebut dan magang di perusahaan pialang. Hingga akhirnya membuahkan hasil, ia diterima bekerja di perusahaan tersebut.


Sumber rujukan:




Komentar

Postingan Populer