TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas toleransi antar
umat beragama. Sebelum itu terlebih dahulu megetahui pengertian toleransi,
sebagai berikut.
Menurut KBBI, toleransi adalah sifat atau sikap toleran: dua
kelompok yang berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dengan penuh, batas
ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan
yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja.
Toleransi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris tolerance berarti sabar dan kelapang
dada, adapun kata kerja transitifnya yaitu tolerate
yang berarti sabar menghadapi atau melihat dan tahan terhadap sesuatu,
sementara kata sifatnya adalah toleray yang
bersikap toleran, sabar terhadap sesuatu.
Dalam Bahasa Arab, samanah
atau tasamuh mempunyai arti sikap
lapang dada atau terbuka dalam menghadapi perbedaan yang bersumber dari
kepribadian yang mulia. Dengan demikian, makna kata tasamuh memiliki keutamaan,
karena melambangkan sikap pada kemulian diri dan keikhlasan.
Dapat disimpulkan bahwa sikap toleransi ini sangat penting
dan perlu dimiliki oleh setiap individu atau kelompok dalam masyarakat. Karena sikap
toleransi dapat menghindarkan terjadinya diskriminasi pada kelompok atau
golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Sebagai contoh toleransi antar umat beragama, harus tercermin
pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai,
menghormati, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya menghormati agama orang lain,
menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain, tidak merusak tempat ibadah,
dan tidak menghina ajaran agama orang lain agar tercipta suasana rukun dalam
hidup dan kehidupan masyarakat serta bangsa.
Untuk itu diperlukan adanya upaya-upaya yang mendorong, sebagai
berikut
- Memperkuat dasar-dasar toleransi antar umat beragama, dengan pemerintah.
- Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dan bertoleransi.
- Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama.
- Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam berinteraksi sosial satu sama lain dengan memperlihatkan adanya sikap toleransi.
- Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
- Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta suasana yang damai
- Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.
Contoh Artikel mengenai Toleransi antar Umat Beragama
Perkuat Toleransi, Tokoh
Lintas Agama Sepakat Perkuat Silaturahmi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Silaturahmi menjadi kunci
memperkuat toleransi antar umat beragama di Kota Bandung.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) Kota Bandung, Ahmad Suherman, ketika ditemui di acara open house Gereja
Katedral Santo Petrus, Bandung, Selasa (25/12/2018).
“Masalah bisa dipecahkan dengan silaturahmi. Kuncinya hanya
silaturahmi. Dalam ajaran Islam, silaturahmi memperbanyak persaudaraan,” kata
Ahmad Suherman.
Satu di antar bentuk silaturahmi, kata Ahmad Suherman, adalah
dengan pergelaran open house ini. Senada dengan Ahmad Suherman, Uskup Keuskupan
Bandung, Mgr Antonius Subianto, juga mengatakan bahwa Gereja Katolik terus berjuang
menjalin silaturahmi dengan sesama umat beragama demi meningkatkan toleransi.
Melalui silaturahmi juga diharapkan meneguhkan komitmen
pejabat pemerintahan, TNI, Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk
menjadi teladan masyarakat dalam hidup bertoleransi antar umat beragama.
Menurut Mgr Antonius Subianto, komitment tersebut harus
benar-benar kuat, mengingat masyarakat menghadapi tantangan dalam hidup
bertoleransi, yaitu berita kebohongan dan kebencian yang dianggap menjadi
pengganggu kehidupan bertoleransi.
“Kami perjuangkan terus menerus bagaimana Kota Bandung
menjadi kota contoh sebagai kota yang damai dan memang pernah disebut beberapa
kali Kota Bandung menjadi kota damai dan bertoleransi,” kata Mgr Antonius
Subianto.
Ia juga mengatakan bahwa untuk menciptakan perdamaian dan
toleransi antar umat beragama, harus didahului dari menjaga kerukunan internal
dengan umat yang beragama sama. Setelah itu barulah kemudian membangun
kerukunan antar umat beragama. Ia mengibaratkan seperti sebuah keluarga. Tidak
mungkin membela keadilan di luar, jika di dalam keluarga sendiri, keadilan itu
tidak tercipta.
Melalui kerukunan antar umat beragama, Mgr Antonius Subianto
berharap pelanggaran hak asasi manusia bisa dihentikan.
“Kami masih prihatin masih ada orang orang yang tidak peduli
hati nurani, tidak mendengar suara hati, tidak malu kepada sesama, tidak takut
pada Tuhan, sehingga masih terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang mencoreng
cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana
Mulyana, yang juga hadir pada acara malam keakraban open house Gereja Katedral
Santo Petrus Bandung. Ia mengaku akan mempertahankan predikat Kota Bandung
sebagai satu di antara kota yang toleran. Yana juga mengaku senang dapat
diundang ke open house ini dan berdialog dengan tokoh lintas agama.
“Kuncinya komunikasi dan silaturahmi agar sama sama menjaga
keragaman agama dan toleransi, Kota Bandung sebagai kota toleran,” ujarnya.
Open house Gereja Katedral Santo Petrus merupakan acara rutin
tahunan. Tahun ini, merupakan tahun kesebelas Gereja Katedral Santo Petrus
menggelar open house. Open house digelar untuk menjalin silaturahmi dan
komunikasi antara pemerintah dan tokoh lintas agama.
Pada artikel di atas dapat disimpulkan, betapa pentingnya silaturahmi
yang dijalani antara masyarakat yang berbeda agama, karena dengan itu akan
terjadi sikap toleransi antar umat beragama. Dalam bertoleransi juga pasti ada kesulitan
yang melanda, maka dari itu perlu adanya kepercayaan satu sama lain, kerja
sama, dan saling menghargai. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai
dari hidup bertentangga baik dengan tetangga yang seiman maupun tidak. Toleransi
hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang ada
pada pancasila. Tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban
maka akan dapat muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragam.
Referensi:
http://jabar.tribunnews.com/2018/12/25/perkuat-toleransi-tokoh-lintas-agama-sepakat-perkuat-silaturahmi?page=all
https://www.zonareferensi.com/pengertian-toleransi/
https://www.academia.edu/15352887/pengertian_toleransi
Komentar
Posting Komentar